Saat ini, terhitung sudah hampir seminggu sejak percakapan terakhir kita. Dan perlahan aku pun mulai bisa untuk menghapus ingatanku akan dirimu. Namun tetap saja kau tak bisa hilang sepenuhnya dari hatiku. Jika diibaratkan dengan tanah, kau sudah menguasai sebagian dari hatiku. Hampir semua saran dari teman2ku sudah kulakukan untuk menghapus keberadaan mu dari otak ini, namun itu semua rasanya sia-sia saja. Semakin kuat aku mencoba untuk melupakanmu, semakin kuat pula kau hadir dengan tawa renyahmu, juga senyum manismu itu. Apakah ini suatu tanda bahwa kau adalah cinta sejatiku, tanda bahwa kau telah benar2 menguasai hatiku, atau hanya aku yang tak bisa move on atas kepergianmu, entahlah, aku tak tahu......
Jika saja, andaikata, andaikan, jikalau, dan banyak lagi kata-kata pengandaian yang lain sering kuucapkan dalam hati ini, namun tetap saja itu tidak mampu merubah takdir. Hidup ini bukanlah sebuah film fiksi dimana orang bisa seenaknya kembali ke masa lalu untuk merubah masa depannya, sekali kita melewati satu hari, hari tersebut tak akan pernah terulang lagi untuk kedua kalinya. Aku akui, sulit memang untuk melupakanmu, jikalau tidak bisa dikatakan mustahil. Hingga saat ini, teringat jelas pupil matamu yang melebar beriringan dengan senyummu, juga warna merah wajah gestur bibir yang kau buat ketika kau menahan marah. Masih banyak hal lain yang tak mampu kutulis untuk melukiskan betapa hari hari indah pernah mewarnai hidup kita, dan sekarang, semua itu harus berakhir. Menyesal? Mungkin, namun itu semua telah terjadi sesuai dengan garis-Nya, semua telah tertulis, semua tidak akan berubah. Akhirnya, kita pun harus kembali menjalani hidup sesuai dengan pilihan kita masing2 dan terus berdo'a semoga inilah jalan yang terbaik bagi kita berdua. Amiin.
Dari aku yang selalu merindukanmu......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar