PERNYATAAN SESAT PARA TOKOH JIL
Sesuai dengan postingan saya yang terdahulu, berikut saya posting
pernyataan sesat para tokoh JIL (Jaringan Iblis La’natullah) yang telah
terjangkit penyakit SEPILIS (Sekuler – Pluralis - Liberalis) dan ASMA (Asal
Mangap) tingkat kronis :
1.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
a.
”Al-Qur’an adalah Kitab Suci paling porno di
dunia, Di Alqur’an itu ada ayat tentang menyusui anak dua tahun berturut-turut.
Cari dalam Injil kalau ada ayat seperti itu…”, dilontarkan dalam dialog interaktif
di Radio 68 H – Utan Kayu bersama M. Guntur Romli, wartawan Tempo, pada Senin
17 April 2006.
b.
Mencabut Tap MPRS XXV/1966 tentang larangan komunisme.
c.
Fatwa MUI yang melarang Ahmadiyah adalah tolol dan harus ditolak.
d.
Menyebut pelarangan oleh FPI dan MUI Bandung terhadap aktifitas
kristenisasi melalui rumah-rumah warga kristen, bahwa pelarangan tersebut
adalah perbuatan melawan kebebasan.
e.
“Erotisme
merupakan sesuatu yang selalu mendampingi manusia, dari dulu hingga sekarang.
Untuk mewaspadai dampak dari erotisme itu dibuatlah pandangan tentang moral.
Dan moralitas berganti dari waktu ke waktu. Dulu pada zaman ibu saya, perempuan
yang pakai rok pendek itu dianggap cabul. Perempuan mesti pakai kain sarung
panjang yang menutupi hingga matakaki. Sekarang standar moralitas memang sudah
berubah. Memakai rok pendek bukan cabul
lagi. Oleh karena itu, kalau kita mau menerapkan suatu ukuran atau standar
untuk semua, itu sudah merupakan pemaksaan. Sikap ini harus ditolak. Sebab,
ukuran satu pihak bisa tidak cocok untuk pihak yang lain. Contoh lain adalah
tradisi tari perut di Mesir yang tentu saja perutnya terbuka lebar dan bahkan
kelihatan puser. Mungkin bagi sebagian orang, tari perut itu cabul. Tapi di
Mesir, itu adalah tarian rakyat; tidak ada sangkut-pautnya dengan kecabulan.”
(Situs JIL, Islamlib.com)
2.
Ahmad Syafi’i Ma’arif
Di tahun 2007 membuat tulisan tentang kesamaan umat
Islam, Nasrani dan Yahudi di mata Allah. (Majalah MADINA No. 06/ Tahun I, Juni
2008, hal.9).
3.
M. Dawam Rahardjo
a.
”Kalau Islam tidak bisa dikontrol oleh negara,
sebaiknya Islam dilarang saja di Indonesia”, dilontarkan dalam Kolokium
International Center Islam and Pluralism (ICIP) pada Selasa, 11 Oktober 2005 di
Jakarta, dikutip http://www.christianpost.co.id.
b.
”Pindah Agama tidak Murtad!” dilontarkan dalam
Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia pada
Rabu, 25 Januari 2006 di Pekanbaru – Riau, dikutip Suara Pembaruan.
4.
Adnan Buyung Nasution
”Sampai mati saya akan membela Ahmadiyah.”
Diucapkan saat merespon keluarnya SKB Ahmadiyah, dan dimuat di berbagai Media
Cetak mau pun Elektronik
5.
Abdul Munir Mulkhan
”Jika semua agama memang benar sendiri, penting
diyakini bahwa surga Tuhan yang satu itu sendiri, terdiri banyak pintu dan
kamar. Tiap pintu adalah jalan pemeluk tiap Agama memasuki kamar surganya.”
(dari bukunya : Ajaran dan Jalan Kematian Syekh Siti Jenar, Kreasi Wacana,
Yogyakarta, tahun 2002, hal. 44).
6.
Musdah Mulia
a.
”Tidak ada perbedaan antara Lesbian dan tidak
Lesbian. Dalam pandangan Allah, orang-orang dihargai didasarkan pada keimanan
mereka”. Dilontarkan dalam Dialog Publik di Jakarta pada 27 Maret 2008. (Suara
Islam edisi 42, 18 April – 1 Mei 2008, hal. 12).
b.
Di tahun 2004 menjadi Kordinator Tim Pengarus-Utamaan
Gender (PUG) - Depag RI, yang menerbitkan Counter Legal Draft – Kompilasi Hukum
Islam (CLD – KHI) yang berisi, antara lain : Polygami tidak sah, Kawin Beda
Agama sah, Laki-laki terkena ‘iddah 130 hari, Waris anak laki dan perempuan
sama. (50 Tokoh Islam Liberal Indonesia, Budi Hendrianto, hal. 237 – 241).
7.
M. Luthfi Asy-Syaukani
a.
”Pada gilirannya, perangkat dan konsep-konsep
Agama seperti Kitab Suci, Nabi, Malaikat, dan lain-lain tak terlalu penting
lagi…..” (Kompas. 3 September 2005)
b. Dalam Dialog antara Luthfi Syaukani – Adnin
Armas, MA di Mailing List (milis) Islam Liberal, tanggal 10 Mai 2001, Luthfi
menyatakan bahwa buku buku karya kaum Orientalis atau Liberal seperti : A.A.A.
Fyzee, M. Watt, H.A.R. Gibb, Denny, Laroni, Nashr Abu Zayd, An-Na’im, Fatima
Mernissi, dan lain-lain, lebih disukai dari pada kitab-kitab para Ulama Salaf
seperti : Syafi’i, Bukhori, Ghazali, dan lain-lain yang dinilainya sebagai
buku-buku biasa yang membosankan. (Pengaruh Kristen – Orientalis terhadap Islam
Liberal, Adnin Arsmas, GIP, Jakarta, tahun 2003, hal. 36 – 37).
8.
Abdul Moqsith Ghazali
Saat menjawab pertanyaan seorang ibu tentang
anaknya yang akan pindah agama, Abdul Moqsith Ghazali menyatakan : ”Namun
sekiranya dia (-anak ibu-) telah berketatapan hati untuk pindah ke agama lain
(-murtad-), maka tidak ada pilihan lain kecuali ibu mesti mengikhlaskan
kepergiannya ke agama lain.” (Majalah Syir’ah No.39 hal.84-85)
9.
M. Guntur Romli
a.
Dalam artikel : Pewahyuan Al-Qur’an : Antara
Budaya dan Sejarah, yang dimuat Koran Tempo 4 Mei 2007, ia menyatakan : ”Al-Qur’an adalah karya bersama yang
merupakan hasil gotong royong antara Allah, malaikat Jibril dan Nabi Muhammad.”
b.
Dalam artikel : Pewahyuan Al-Qur’an : Antara
Budaya dan Sejarah, yang dimuat Koran Tempo 4 Mei 2007, ia menyatakan : ”Al-Qur’an terpengaruh dengan keyakinan
Ebyon, sekte Kristen minoritas·yang tidak mengakui Nabi Isa mati disalib.”
c.
Dalam artikel : Pewahyuan Al-Qur’an : Antara
Budaya dan Sejarah, yang dimuat Koran Tempo 4 Mei 2007, ia menyatakan : ”Al-Qur’an adalah suntingan dari kitab
sebelum-sebelumnya, yang disesuaikan dengan kepentingan penyuntingnya.
Al-Qur’an tidak bisa melintasi konteks dan sejarah, karena ia adalah wahyu
budaya dan sejarah.”
d.
”Kenabian Muhammad disiapkan oleh Kaum Kristen.
Khadijah adalah Santa Kristen.” (Kompas 1 September 2007 dengan artikel
berjudul : Muhammad dan Kaum Cerdik Pandai Kristen)
e.
”Umar ibnu Al-Khaththab adalan pelaku Anal Sex.”
(Artikel dengan judul : Lesbian dalam Seksualitas Islam yang dimuat sebuah
Journal berfaham feminis radikal- dikutip dari Hidayatullah.com)
10.
Ulil Abshar Abdalla, MA
a.
”Menurut saya, tidak ada yang disebut Hukum
Tuhan dalam pengertian seperti yang dipahami orang Islam. Misalnya Hukum Tuhan
tentang pencurian, jualbeli, pernikahan, pemerintahan dan lain-lain.” (Kompas,
18 November 2002).
b.
”Rasul Muhammad adalah Tokoh Historis yang harus
dikaji dengan kritis (sehingga tidak hanya menjadi mitos yang dikagumi saja,
tanpa memandang aspek-aspek beliau sebagai manusia yang juga banyak
kekurangannya).” (Kompas, 18 November 2002).
c.
”Negara Sekuler lebih unggul daripada Negara
Islam ala fundamentalis, sebab Negara Sekuler bisa menampung energi kesalehan
dan energi kemaksiatan sekaligus.” (Tempo edisi 19-25 November 2002).
d.
”Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran.
Jadi, Islam bukan yang paling benar.” (Gatra, 21 Desember 2002).
e.
”Dari segi substansi saya tidak menyesali
tulisan saya.” (Gatra, 21 Desember 2002). (pernyataan di atas –red)
11.
Azyumardi Azra
a.
Penerapan Syariat Islam bisa kontra produktif.”
dinyatakan saat diwawancara oleh Ulil Abshar Abdalla dari JIL.
b.
”Menurut saya Islam itu memang Pluralis, Islam
itu banyak.” dimuat dalam buku : Nilai-Nilai Pluralisme dalam Islam yang
diterbitkan oleh Fatayat NU & Ford Foundation, Th. 2005, hal.150)
c.
12.
Zuly Qodir
”Gerakan Formalisasi Syariah atau lebih tepat
sebenarnya Gerakan Arabisasi.” (Suara Merdeka Cyber News edisi 7 Oktober 2006)
13.
Taufik Adnan Amal
”Dengan demikian, pandangan tradisional telah
melakukan sakralisasi terhadap suatu bentuk tulisan (-Al-Qur’an-) yang lazimnya
dipandang sebagai produk budaya manusia.” (Dalam buku : Rekonstruksi Sejarah
Al-Qur’an, 2005, hal.379-381).
14.
Rizal Mallarangeng
Saat terjadi polemik tentang Piagam Jakarta, di
sebuah acara Talk Show di Metro TV, dia menyatakan :
a.
”Yang negatif misalnya usaha mempertahankan ide
tentang Piagam Jakarta, dimana umat Islam atau individu-individu yang beragama
Islam diwajibkan menjalankan Syariat Islam. Itu kan mencampur-adukkan antara
apa yang menjadi urusan negara dengan apa yang menjadi urusan masing-masing.”
b.
”Upaya para penggerak Syariat Islam ini juga
bisa dilihat sebagai kegagalanmembujuk orang menjalankan Syariat Islam secara
sukarela. Memang paling bagus ya pendekatan Dakwah Liberal.”
c.
”Memang yang paling bagus ya pendekatan Da’wah
Liberal.” ungkapan ini dimuat juga di buku : Wajah Liberal Islam Indonesia dan
Islamlib.com.
15.
Zuhairi Misrawi
”Shalat itu tidak wajib.” Ungkapan ini diprotes
keras oleh Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Mesir (Gatra
edisi 14 tgl. 20 Februari 2004)
16.
Moeslim Abdurrahman
”Korban pertama dari Penerapan Syariah adalah
Perempuan.” Dimuat dalam buku : Wajah Liberal Islam Indonesia (2002).
17.
M. Syafi’i Anwar
”Kehidupan bermasyarakat bangsa Indonesia makin
mundur karena tidak menghargai Pluralisme.” Wawancara dengan Wimar Witoelar
dalam acara Sosok dan Kiprah tgl. 7 Agustus 2005, yang dimuat dalam
tokohindonesia.com
18.
Husein Muhammad
”Sejauh ini pandangan saya cukup jelas : Perempuan
dibolehkan menjadi Imam Shalat bagi siapa saja, baik bagi perempuan mau pun
laaki-laki.” Wawancara dengan Ulil Abshar Abdalla dari JIL yang dimuat di situs
islamlib.com.
Dengan
berbagai pernyataan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan :
1.
Bahwa dengan Bukti-Bukti di atas menjadi jelas
bahwa SEPILIS (Sekularisme – Pluralisme -Liberalisme) yang diusung AKKBB adalah
telah MENISTAKAN Agama, Al- Qur’an, Nabi, Shahabat, Ulama dan Syariat Islam.
2.
Bahwa dengan PENISTAAN tersebut maka SEPILIS
(Sekularisme-Pluralisme-Liberalisme) yang diusung AKKBB adalah Sesat dan
menyesatkan dan bukan dari ajaran Islam.
3.
Bahwa Fatwa MUI No.7 Thn. 2005 tentang Kesesatan
SEPILIS sudah tepat, dan wajib dipatuhi karena berdasarkan Dalil Qoth’i yang
sangat kuat.
4.
Bahwasanya KESESATAN SEPILIS sudah merupakan
NOTOIR FAITTEN yaitu sesuatu yang sudah menjadi PENGETAHUAN UMUM, sehingga
SIAPA PUN berhak untuk membicarakannya dan bukan merupakan TINDAK PIDANA.
5.
Bahwa membasmi KESESATAN SEPILIS bukan suatu
KEJAHATAN, bahkan KEWAJIBAN AGAMA yang mesti dilaksanakan.
Karena hal-hal di atas wahai saudaraku fillah, marilah kita waspadai
gerakan para oknum yang terkena penyakit SEPILIS dan ASMA dan mari kita jaga
saudara serta sahabat kita dari omongan busuk mereka yang menggunakan segudang
Gelar Akademis, memakai Jas Cendekiawan dan Dasi Imuwan, serta berhiaskan Jubah
dan Sorban Kiai namun nyatanya mereka telah melakukan MANIPULASI HUJJAH dan
KORUPSI DALIL, atas nama maslahat, pembaharuan, persamaan, persatuan,
kemanusiaan, kebebasan, keadilan dan HAM! Mereka adalah Kaum Munafiq ABAD 21,
Perusak Aqidah, Penghancur Akhlaq, Pemerkosa Syari’at dan Penoda Agama.
Wallahu A’lam Bish Showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar