Mochamad Masyhudi: Misi pembusukan Islam oleh kaum orientalis

Misi pembusukan Islam oleh kaum orientalis




                Untuk memudahkan mengenali kaum orientalis, yang dimaksud adalah tokoh tokoh barat yang mempelajari ajaran Islam, namun bukan untuk diamalkan, melainkan sekedar dipahami dan dijadikan sebagai literatur ilmiah dalam konsep pemikiran mereka. Untuk itulah, jika mereka temukan dalam ajaran Islam hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan pemikiran mereka, maka akan dikritik dan disanggah. Lebih ekstrim lagi, sebagian kaum orientalis ini sengaja mempelajari keIslaman namun mereka menempatkan Islam sebagai musuh yang harus dimusnahkan. Maka setiap temuan yang mereka dapati dari sisi ajaran Islam maupun perilaku umat Islam, yang dianggap bertentangan dengan keyakinan mereka akan dijadikan bahan untuk menjatuhkan dan menghancurkan Islam.
                Pada hakikatnya, kaum orientalis tidak memahami ajaran Islam secara tepat. Mereka tidak mengerti bahwa Islam bukanlah atama yang harus sesuai dengan pemahaman barat. Mereka tidak tahu pula bahwa Islam adalah agama atau aturan hidup bagi manusia yang diturunkan oleh Allah kepada nabi muhammad Rasulullah Sholllahu 'Alaihi Wa Sallam untuk diajarkan kepada seluruh umat manusia di timur maupun barat. Jadi sekali lagi Islam bukanlah seperti apapun yang ada pada pemikiran kaum orientalis.
                Tokoh tokoh orientalis sejak lama berupaya menjatuhkan agama Islam dengan berbagai manuver. Sebut saja Abraham Geiger. Pada tahun 1833 ia menerbitkan buku dengan hasil pemikiran kontroversinya. Abraham Geiger mendekripsikan Alquran menurut aspirasi modern, yaitu menganggap bahwa isi dari Alquran adalah saduran dari kitab taurat, dengan bukti banyaknya kata yang berasal dari bahasa ibrani, bahasa kaum yahudi, yakni Jannatu’adn, sabt, Ma’un, Matsani dan lain sebagainya. Pihak orientalis selamanya tidak pernah tinggal diam melihat pesatnya perkekembangan Islam di muka bumi ini. Mereka teramat jengkel, karena melihat kenyataan bahwa semakin kuat serangan dan fitnah terhadap umat Islam, ternyata semakin banyak pula orang yang mengakui kebenaran ajaran Islam di muka bumi ini.
                Kaum orientalis ingin memadamkan cahaya agama Allah, namun Allah tetap menghendaki tersebarnya agama Islam, sekalipun orang-orang kafir itu marah dan menolak Islam dengan beberapa macam cara. Di samping kaum orientalis melancarkan serangan secara pengkaburan ilmiah, mereka juga melesakkan manuver-manuver yang lain.
                Sebagai contuh, saat konsensus menunjukkan bahwa umat Islam di Belanda semakin naik, maka kaum orientalis menjadi gusar. Mereka mencoba meredam perkembangan Islam dengan membuat film FITNA. Mereka menampilkan film dokumenter peristiwa runtuhnya gedung WTC disertai dengan ayat-ayat Alquran dan khotbah beberapa tokoh Islam. Ada pula foto sejumlah mayat bergelimangan dengan luka-luka bersimbah darah. Mereka menulis tema besar dalam mengiringi film dokumenter tersebut dengan tuduhan keji : INILAH HASIL KEKEJAMAN AJARAN ISLAM.  Ada pula slogan yang berbunyi : STOP PERKEMBANGAN ISLAM. Jelas film ini dikembangkan oleh kaum orientalis yang antipati terhadap ajaran Islam. Jadi sifat antipati terhadap ajaran agama Islam adalah salah satu misi besar yang gencar diusung kaum orientalis dan pengaruhnya terhadap umat Islam pun mulai terasa.
                Keterpengaruhan umat Islam oleh misi orientalis ini bisa dibuktikan dengan munculnya tokoh Islam atau beberapa figur tokoh nasional beragama Islam yang berpengaruh di negara kita, namun mereka dengan terang-terangan menyatakan penolakannya tentang pemberlakuan pelaksanaan syariat Islam secara menyeluruh di Indonesia. Hal ini disebabkan karena mereka menjadi apriori terhadap ajaran syariat Islam, mengikuti perilaku kaum orientalis.
                Dengan demikian, sudah selayaknya umat Islam menolak semua bentuk intervensi kaum orientalis di dalam upaya penghancuran Islam dari dalam. Termasuk juga ikut berjuang membongkar konspirasi jahat kaum orientalis yang selalu berusaha menjauhkan umat Islam dari ajaran agama yang sudah digariskan oleh Allah dan Rasulullah Sholllahu 'Alaihi Wa Sallam.
                Wallahu a’lam.

Oleh : KH. Luthfi Bashori
Disadur dengan perubahan kata tanpa merubah arti dan makna tulisan dari Buletin JTR Singosari – edisi 39, minggu ketiga Januari 2014.

Tidak ada komentar:

Copyright © Mochamad Masyhudi Urang-kurai